Hari Anak Nasional: Rekomendasi Memberi Nama Anak dalam Islam

Nama yang diberikan orang tua kepada seorang anak merupakan wujud dari sebuah doa. Sebagai doa dan harapan yang disematkan sepanjang hayat, maka nama yang diberikan kepada sang buah hati harus lah mengandung makna kebaikan.

Dalam Islam, terdapat anjuran bagi seluruh umat Muslim untuk memberikan nama yang baik dan mulia kepada anak. Sebagaimana hadist yang diriwayatkan Imam Daud dari Abu Dardak R.A berikut ini:

“Sesungguhnya Kamu sekalian akan diseru atau dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kamu dan nama-nama bapak kamu. Oleh karena itu, elokkan lah nama-nama kamu.” (HR. Imam Abu Daud dari Abu Dardak R.A).

Dari hadist di atas, dapat kita ketahui bahwa nama yang diberikan kepada seorang anak akan dipertanggungjawabkan, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Oleh sebab itu, orang tua dianjurkan untuk memberi nama anak laki-laki dan nama anak perempuan sesuai syariat Islam.

Berikut adalah beberapa anjuran dalam memberi nama anak sesuai syariat Islam:

  1. Memilih Nama-Nama Para Nabi yang Disenangi Allah

Allah SWT menyukai nama-nama anak yang terinspirasi dari nama para tokoh nabi dan ulama dengan harapan sang buah hati dapat mengikuti jejak sosok-sosok terpuji tersebut. Mereka adalah orang-orang shalih, berakhlak terpuji dan mulia.

Dalam sebuah hadits shahih dari al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallhuanhu dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda,“Mereka dahulu suka memakai nama para nabi dan orang-orang shalih yang hidup sebelum mereka.” (HR. Muslim no. 2135).

Untuk nama anak laki-laki, Allah SWT sangat mencintai dua nama, yakni Abdullah dan Abdurrahman. Sebagaimana Ibnu Umar mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya nama yang paling dicintai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman.” (HR Muslim no 2132). Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga menyebutkan dua nama yang paling benar, yakni Haris yang artinya penjaga dan Hammam yang berarti orang yang memiliki cita-cita dan dilaksanakan.

Sementara untuk nama anak perempuan, disunnahkan untuk memilih nama dari sosok perempuan muslim yang dikisahkan dalam Al-Quran, seperti Khajidah, Aisyah, Maryam dan nama istri Nabi ataupun sahabat Nabi lainnya.

  1. Hindari Nama-Nama yang dibenci Allah SWT

Islam menganjurkan untuk menghindari nama-nama yang dibenci Allah SWT. Nama yang tidak baik tersebut mengacu pada hal-hal yang bersifat:

  • Syirik
  • Menyekutukan Allah
  • Menyerupai jin atau setan
  • Mengandung nama-nama Allah yang Terbaik (seperti Al-Khaliq yang artinya Sang Pencipta)
  • Menghamba pada hal selain Allah (seperti matahari, berhala dan dewa)
  • Mengarah pada perilaku buruk, seperti keangkuhan atau kesombongan

Nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa nama-nama yang paling buruk ialah Barb yang artinya perang dan Murrah yang artinya pahit. Selain itu, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Nama yang paling menjijikkan bagi Allah di akhirat adalah nama orang yang menyebut dirinya “Raja di atas segala Raja”, karena Allah adalah Tuhan di atas segala raja.” (HR Muslim).

Nama-nama yang mengandung makna tidak baik ini juga sebaiknya dihindari agar tidak memalukan sang anak dan orang-orang di sekitarnya yang berpotensi melontarkan ejekan, penindasan ataupun kejahatan yang tidak diinginkan kepada anak tersebut.

  1. Memperhatikan Waktu yang Tepat saat Memberi Nama

Di samping memilih nama-nama baik yang disukai Allah SWT, waktu yang tepat dalam pemberian nama kepada anak juga perlu diperhatikan. Berdasarkan sabda Rasulullah, terdapat beberapa waktu yang disunnahkan dalam pemberian nama anak, di antaranya saat kelahiran, sampai hari ketiga kelahiran dan di hari ketujuh kelahiran anak atau sama dengan hari aqiqahnya.

Anak merupakan amanah dan permata yang dititipkan Allah SWT kepada hamba-Nya sekaligus berperan sebagai penerus garis keturunan di masa depan.

Di Indonesia sendiri, keberadaan anak diapresiasi dengan perayaan Hari Anak Nasional yang diperingati setiap tanggal 23 Juli. Perayaan ini dimaknai sebagai bentuk kepedulian seluruh masyarakat Indonesia terhadap perlindungan anak sekaligus mendorong orang tua untuk mendidik keturunannya agar menciptakan generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas dan berakhlak mulia.

Makna dari perayaan Hari Anak Nasional ini selaras dengan ajaran agama Islam bahwa orang tua diberikan tanggungjawab oleh Allah untuk memenuhi hak-hak anak, di antaranya dengan memberikan nama yang baik, mengajarkan Al-Quran dan merawatnya agar tumbuh menjadi anak yang sholeh dan sholehah.

Selamat Hari Anak Nasional. Semoga anak-anak Indonesia tumbuh menjadi anak yang shaleh dan shalehah, teladan, memegang teguh ilmu-ilmu agama dalam setiap perilakunya serta dapat mengangkat derajat orang tuanya, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *