JANGAN MEREMEHKAN DOSA !

Era digital saat ini begitu gencarnya memancing netizen remaja untuk rajin berekspresi di dunia maya. Tanpa rasa malu dan sungkan, aktifitas pribadi pun bertebaran di linimasa sosial media. Masih mending kalau kegiatannya bermanfaat dan menginspirasi. Kebanyakan ternyata yang diposting justru aktifitas pacaran, pamer kekayaan, budaya kuliner, busana yang mengubar aurat dan lain sebagainya.Sebagai seorang Muslim, pastinya kita sudah tahu kalau perbuatan dosa itu bermasalah, baik di hadapan manusia, apalagi di hadapan sang Pencipta. Seperti orang pacaran misalnya, yang kerap mendekati zina dalam prakteknya. Mereka tidak punya rasa malu mengumbar auratnya. Tidak merasa bersalah karena setiap perbuatan dosanya dianggap remeh. Seperti bubuk rengginang di dasar kaleng biskuit sisa lebaran.Masalahnya, kenapa banyak yang Menganggap perbuatan dosa itu biasa saja?PENYEBAB DOSA DI ANGGAP HAL BIASA 1. Bisa jadi, karena banyak yang melakukan kemaksiatan seperti dirinya, sehingga dia merasa banyak temannya kalau pun harus masuk keneraka. Kalau banyak temannya yang pacaran, dia menganggap aktifitas baku syahwat itu bukan kemaksiatan selama masih bisa jaga diri. Na’udzubillah min dzalik! Alloh k sudah mengingatkan dengan tegas ketika nilai-nilai Islam terasing dalam keseharian kita. Alloh Subhanahu Wa Ta”ala berfirman yang artinya, “Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Alloh. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan.”(Al-An’am:116)2. Menganggap perbuatan dosa itu keliatan ‘keren’, beda dari yang lain. Melakukan perbuatan dosa, Dijadikan simbol keberanian karena tidak semua orang mau melakukannya. Kalau ada yang berbuat maksiat bukannya diingatkan malah dikasih diapresiasi. Apalagi setelah diupload ke sosial media, ternyata tidak sedikit juga yang kasih jempol meskipun banyak juga yang memberikan komentar negatif.Anehnya, terkadang malah jadi konten viral. Ini yang bisa bikin pelakunya celaka.Hati-hati!Ibnu Qudamah Rahimahullah mengingatkan, “Dan ketahuilah bahwa mayoritas manusia celaka hanya karena takut cibiran dan cinta pujian dari manusia. Sehingga seluruh gerak-gerik mereka menyesuaikan apa yang diridhai manusia dengan berharap pujian dan takut celaan. Dan hal itu termasuk di antara perkara yang membinasakan seseorang, sehingga wajib untuk mengobatinya.” (Mukhtashar Minhajil Qasidin, Ibnu Qudamah, hal. 212)3. Perbuatan dosa banyak yang mengkampanyekan. Seperti perayaan tahun baru masehi atau peringatan valentine day yang selalu menyedot perhatian remaja. Belum lagi budaya pacaran yang tidak pernah absen dalam tayangan hiburan baik di layar kaca atau layar lebar. Begitu juga dengan tren busana yang mengekspos daya tarik seksual kaum hawa terus dijadikan panduan remaja putri untuk tampil beda.JANGAN ANGGAP ENTENG DOSA Agar kita tidak meremehkan perbuatan dosa, simak beberapa akibat yang akan diterima jika bermaksiat:

1. DOSAN ITU BISA MEMBUAT KETAGIHAN Orang yang berbuat dosa jika tidak segera bertobat ujungnya bisa mengulangi perbuatannya. Awalnya mungkin merasa bersalah. Tapi lama kelamaan rasa penyesalan itu memudar bahkan hilang. Akhirnya berbuat dosa lagi.Perilaku dosa itu nagih karena dapat menutup hati pelakunya. Kalau hati sudah tertutup, maka hilanglah kepekaan terhadap dosa. Semakin sering berbuat dosa, akan semakin terbiasa. Semua itu karena hatinya sudah hitam pekat, tertutup Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Seorang mukmin jika berbuat satu dosa, maka ternodalah hatinya dengan senoktah warna hitam. Jika dia bertobat dan beristighfar, hatinya akan kembali putih bersih. Jika ditambah dengan dosa lain, noktah itu pun bertambah hingga menutupi hatinya. Itulah karat yang disebut-sebut Alloh dalam ayat, “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.” (HR.At-Tirmidzi)

2. DOSA MENGIKIS RASA MALU Rasa malu itu dekat dengan keimanan sedangkan perbuatan dosa justru menggerogoti keimanan. Itu artinya, semakin sering berbuat dosa keimanannya akan semakin mengikis dan rasa malu pun perlahan memudar. Rosululloh n mengingatkan, “Iman dan malu merupakan pasangan dalam segala situasi dan kondisi. Apabila rasa malu sudah tidak ada, maka iman pun sirna,” (HR.Al-Hakim)Kalau rasa malu seseorang sudah memudar, akan menyebabkan ia merasa ‘wajar’ melakukan zina, tidak melaksanakan sholat,tidak puasa Romadhon,tidak menutup aurat, meminum khamr,membiarkan orang pakai bahasa kasar dan vulgar dan lain sebagainya.Persis seperti yang digambarkan Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Jika kamu tidak memiliki rasa malu, berbuatlah sesukamu,” (HR. AlBukhori)

3. DOSA ITU TIKET KE NERAKA Apa akibat bagi orang yang bangga atas dosa yang dilakukannya? Dalam kitabnya yang bejudul Nashoihul ‘Ibad,Syekh Nawawi al-Bantani Rahimahullah berkata, “Barang siapa yang berbuat dosa sementara dia tertawa atau merasa senang dan bangga dengan dosa yang dia tanggung, maka kelak Alloh akan memasukkannya ke neraka dalam keadaan menangis. Karena seharusnya dia menyesal dan beristighfar pada Alloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam karena dosanya itu.”DEKATI TAAT JAUHI MAKSIAT Dosa memang tidak terlihat. Tapi bukan berarti tidak ada. Beruntung ketika kita menjadi seorang Muslim,meyakini bahwa dosa akan memberatkan kita saat hari perhitungan di akhirat kelak. Karena itu, tidak ada alasan bagi kita untuk meremehkan perbuatan dosa. Tidak peduli apa itu dosa besar atau dosa kecil. Karena bukan ukurannya yang kita perhatikan, tapi marahnya Alloh Subhanahu Wa Ta’ala yang mesti kita khawatirkan. Bilal bin Saad Rahimahullah mengingatkan, “Janganlah engkau memandang pada kecilnya dosa (yang engkau lakukan), tetapi perhatikanlah kepada siapa engkau berdosa.” (AdzDzah abi,SiyarA’laman-Nubala,5/91) Hal yang sama ditegaskan oleh Imam an-Nawawi al-Bantany Rahimahullah, “Janganlah meremehkan dosa-dosa kecil, karena disitulahdosa-dosa besar bersemi.”KIAT MENJAGA DIRI DARI DOSA Agar kita tidak terjerumus dalam kubangan dosa, maka mesti kita bangun benteng pertahanan berikut:

1. MENUMBUHKAN RASA TAKUT KEPADA ALLAH SUBHANHU WA TA’ALAPenting sekali untuk membangun pondasi yang kuat agar kita mampu menjauhi maksiat karena takut pada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala , bukan takut kepada makhluk. Tidak ada yang bisa lolos dari pengawasan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala di mana saja kapan saja. Dia pasti melihat apa yang kita lakukan baik di tempat ramai atau sembunyi di tempat gelap. Kita juga tidak akan luput dari catatan Malaikat yang selalu membersamai kita setiap hari.

2. SEGERA BERTAUBAT KETIKA TERJATUH DALAM PERBUATAN DOSA Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Setiap umatku akan diampuni kecuali orang yang melakukan jahr. Di antara bentuk melakukan jahr adalah seseorang di malam hari melakukan maksiat, namun di pagi harinya –padahal telah Alloh tutupi-, ia sendiri yang bercerita, “Wahai fulan, aku semalam telah melakukan maksiat ini dan itu.” Padahal semalam Alloh telah tutupi maksiat yang ia lakukan, namun di pagi harinya ia sendiri yang membuka ‘aib ‘aibnya yang telah Allah tutup.” (HR. AlBukhori dan Muslim). 3. BERISTIGHFAR SETIAP HARI Biasakanlah untuk membasahi bibir kita setiap hari dengan bacaan istighfar seperti yang diajarkan oleh Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam agar Alloh Subhanahu Wa Ta’ala mengampuni dosa-dosa kita. Di antaranya dengan melafadzkan bacaan ‘rajanya istighfar’ (sayyidul istighfar) setelah shalat fardhu. Karena “Barang siapa mengucapkannya [sayyidul istighfar] pada siang hari dan meyakininya, lalu dia mati pada hari itu sebelum waktu petang, maka dia termasuk penghuni surga. Dan barang siapa mengucapkannya pada malam hari dalam keadaan meyakininya, lalu dia mati sebelum waktu pagi, maka dia termasuk penghuni syurga.” (HR. Al-Bukhori dari Syaddad bin Aus Radhiallahu ‘anhu )4. PERBANYAK AMAL SHOLEH Selain bertobat, yang harus kita lakukan untuk mengurangi dosa adalah rajin beramal sholeh. Rosululloh Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengingatkan, “Bertakwalah kepada Alloh di manapun Anda berada. Iringilah perbuatan dosa dengan amal kebaikan, karena kebaikan itu dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik.” (HR. Ahmad 21354, At-Tirmidzi 1987, ia berkata:’hadits ini hasan shohih)

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kategori
Share