Dalam kehidupan ini, setiap manusia pernah mengalami masalah yang berat dan terasa sangat membebaninya. Masalah adalah bagian dari sunnatulloh dalam kehidupan.Alloh Subhanahu Wa Ta’ala sengaja menguji manusia untuk melihat siapa yang mampu bertahan dan lulus dalam ujian tersebut.
Lulus di sini bermakna manusia tetap berada di jalan yang benar, tetap taat dan menjalani syariat Islam dengan baik, serta tetap konsisten untuk meniti jalan yang akan melabuhkannya ke surga, sebesar apapun ujian yang diterimanya. Itulah yang bisa kita pahami dari beberapa firman Alloh Subhanahu Wa Ta’ala dalam AlQur’an, di antaranya firman-Nya dalam Surat al-Mulk yang artinya, “Dialah yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.”(Al-Mulk:2)
Juga firman Alloh Subhanahu Wa Ta’ala yang artinya, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buahbuahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Sesungguhnya kami adalah milik Alloh Subhanahu Wa Ta’ala dan kepada-Nyalah kami kembali.”(Al-Baqarah:155-156)
MASALAH DAN SOLUSI
Islam mengajarkan bahwa adanya masalah adalah untuk diselesaikan. Agar bisa meneruskan hidup, kita harus menyelesaikan masalah yang kita hadapi, karena masalah memang bagian dari kehidupan. Bukan justru tenggelam dan larut dalam pusarannya dan enggan bangkit untuk mencari solusi yang mungkin untuk dilakukan. Apalagi sampai berputus asa dan hilang harapan. Sayangnya, inilah justru yang banyak terjadi di kalangan masyarakat. Banyak yang akhirnya memilih lari dari masalah dan melakukan hal-hal yang negatif sebagai pelampiasan.
Mungkin di antara masalah yang paling sering dialami masyarakat di negeri kita ini adalah masalah keuangan.Tingginya tuntutan materi tidak dibarengi dengan tersedianya sumber-sumber penghasilan bisa memberikan jaminan kehidupan yang layak. Sementara media elektronik terutama televisi, setiap saat memamerkan kemewahan hidup melalui expose kehidupan selebriti, sinetron keluarga, kuis dengan hadiah jutaan rupiah dan program lainnya.
Himpitan keuangan akhirnya banyak membuat orang berputus asa dan mengambil jalan pintas dengan melakukan bunuh diri, KDRT, perbuatan kriminal, mengonsumsi miras dan narkoba dan perbuatan negatif yang lain. Maka sebagai seorang muslim, apakah yang harus kita lakukan ketika menghadapi masalah keuangan yang sangat berat?
1.KEMBALI MENGUATKAN KEBAIKAN BAHWA SEMUA REZEKI BERSUMBER DARI ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA
Alloh Sang Pencipta alam semesta adalah Dzat Yang Maha Kaya. Dialah satusatunya yang mampu memberikan rezeki kepada makhluk-Nya. Tidak ada seorang pun yang mempunyai hak dan kekuasaan untuk melakukan hal itu. Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan Tuhanmu Maha Kaya lagi mempunyai rahmat.”(Al-An’am:133)
Juga firman-Nya yang artinya, “Atau siapakah dia yang mampu memberimu rezeki jika Alloh menahan rezeki-Nya?”(Al-Mulk:21) Bahkan jika seluruh manusia meminta kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala dan semua dikabulkan, maka kekayaan Alloh ktidak akan berkurang. Rosulullah n menggambarkan dalam sebuah hadits bahwa kekayaan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala bagaikan luasnya samudera,dan semua permintaan manusia yang dikabulkan adalah seperti air yang menempel pada jarum ketika dimasukkan dalam samudera tersebut. Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam sebuah hadis Qudsi melalui lisan Nabi Muhammadn; “Wahai hamba-hamba-Ku, seandainya orang pertama kalian,orang terakhir kalian,semuajin dan manusia, semuanya berkumpul di sebuah padang yang luas, kemudian setiap mereka meminta kepada-Ku dan Aku kabulkan permintaanya, maka yang demikian itu tidak akan mengurangi apa yang ada disisi-Ku kecuali seperti berkurangnya air laut ketika dimasukkan jarum ke dalamnya.” (HR. AlBukhari dan Muslim)
Padahal Alloh Yang Maha Kaya sudah berjanji, bahwa menjadi tanggung jawab-Nya untuk memberi rezeki kepada semua makhluk-Nya. Jika demikian, apakah perlu kita merasa khawatir dengan rezeki kita? Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berfiman yang artinya, “Dan tidak ada suatu makhluk yang bernyawa pun di bumi melainkan Alloh-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (yaitu Lauh mahfuzh).”(Hud: 6)
- MEYAKINI BAHWA REZEKI YANG KITA DAPATKAN ADALAH BAGIAN YANG ALLAH TENTUKAN UNTUK KITA
Tidak ada rezeki yang salah alamat atau salah sasaran. Alloh Subhanahu Wa Ta’ala dengan kebijaksanaan-Nya telah menentukan siapa saja yang akan mendapatkan rezeki yang lapang dan dan siapa yang mendapatkan rezeki yang sempit. Semua berdasarkan pengetahuan dan kebijaksaan-Nya, karena Ia adalah Dzat yang Maha Mengetahui. Semua rezeki yang diturunkan ke bumi –dalam bentuk apapun- sudah disertai nama penerima rezeki tersebut, sehingga tidak mungkin tertukar. “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia…” (Az-Zukhruf:32)
Alloh Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman yang artinya, “Alloh Subhanahu Wa Ta’ala meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).” (Ar-Ra’d: 26)
Keyakinan seperti ini adalah merupakan kesempurnaan keimanan seorang muslim. Rasululloh Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Tidak sempurna iman seorang hamba sehingga ia beriman kepada qadha’ dan qadar -yang baik dan yang buruk-. Sehingga ia yakin bahwa apa yang ia terima tidak mungkin meleset darinya, dan apa yang tidak ia terima tidak mungkin menjadi miliknya.” (HR. AtTirmidzi)
- MELAKUKAN INTROPEKSI DIRI APA YANG TELAH KITA LAKUKAN
Bisa jadi Alloh memberikan ujian karena kesalahan kita di masa lalu. “Seorang hamba mungkin ditahan rezekinya karena dosa yang dilakukannya”, begitu sabda Nabi dalam sebuah hadis riwayat Imam Ibnu Majah. Bagi seorang mukmin, ujian menjadi sarana untuk kembali kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala, untuk mengoreksi kesalahan dan dosa yang sudah dilakukan. Oleh karena itu, ujian sebenarnya merupakan ungkapan rasa sayang Alloh kepada hamba-Nya. Alloh Subhanahu Wa Ta’ala ingin menariknya dari lubang hitam dosa dan membimbingnya kembali menuju rahmat dan petunjukNya. - BERUSAHA MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH TERUS MEMOHON KARUNIANYA Tidak ada kehidupan yang lebih indah dan mudah daripada kehidupan yang diridhoi dan dibimbing Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Untuk bisa mendapatkan bimbinganNya, maka kita harus mendekat kepadaNya. Mendekat dengan melakukan amalan yang dicintai-Nya berupa ibadah yang wajib dan sunnah. Mendekat melalui kepatuhan dengan tidak melanggar sesuatu yang diharamkanNya. Alloh Subhanahu Wa Ta’ala bersabda dalam hadis qudsi:
“…Tidak ada cara bagi hamba-Ku untuk mendekatkan diri kepada-Ku yang lebih aku cintai selain melakukan kewajiban yang aku perintahkan, dan jika ia terus menerus melakukan ibadah yang sunnah maka aku akan mencintai-Nya, jika aku mencintai-Nya maka Aku akan menjadi pendengaran yang ia jadikan untuk mendengar, menjadi mata yang ia jadikan untuk memandang, menjadi tangan untuk memukul, dan menjadi kaki untuk berjalan. Kalau ia meminta kepada-Ku pasti Aku kabulkan, dan bila ia meminta perlindungan kepada-Ku pasti Aku lindungi…” (HR.Al-Bukhori dan Muslim) - TERUS BERUSAHA MENCARI JALAN UNTUK MENCARI RIZKI DAN TIDAK BERPUTUS ASA
Alloh Subhanahu Wa Ta’ala tidak akan mengubah nasib kita kecuali kalau kita berusaha untuk mengubahnya. Usaha adalah bentuk optimisme manusia untuk mendapatkan karunia Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Dan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berjanji untuk menuntun jalan hambaNya yang mau berusaha. Maka tidak ada kata putus asa dalam kamus Islam. Selama kita berusaha dengan segenap kesungguhan, berdoa dengan penuh keikhlasan, dan kemudian berpasrah dan menyerahkan semuanya kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala maka pasti akan terbuka semua jalan untuk masalah yang kita hadapi, sebesar dan seberat apapun masalah tersebut.
Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya “ … Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…” (Al-Anfal: 53)
Alloh Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman yang artinya, “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (Al-‘Ankabut: 69)
Seberat apapun masalah keuangan yang kita hadapi, yakinlah bahwa masih ada orang yang mendapatkan musibah yang lebih berat. Dan serumit apapun problem kehidupan yang menghampiri kita, yakinlah bahwa Alloh Subhanahu Wa Ta’ala mempunyai solusi untuk masalah tersebut. Maka tidak perlulah kita berputus asa. Tidak perlu juga kita mencari pelampiasan kepada hal-hal yang negatif. Justru masalah dan musibah yang kita dapatkan adalah peluang untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, untuk menjadi hamba-Nya yang sejati, hamba yang taat, tunduk, takut dan sekaligus cinta kepadaNya.