Hasad , iri atau dengki merupakan penyakit hati yang dapat membinasakan manusia. Karena orang yang hasad itu, ketika melihat orang lain mendapatkan kenikmatan, kelebihan, meraih kesuksesan dan dikaruniai kebaikan, baik berupa harta, ilmu, kedudukan, dan lain-lain, maka dia pun benci kepada orang tersebut.
Hasad bisa terjadi kepada siapapun dan dimanapun. Mungkin tetangga di sebelah rumah, sesama jamaah dalam satu pengajian, sesama majelis taklim, sesama pedagang, sesama saudara kandung, sesama karyawan, bahkan bisa terjadi pula pada sesama ustadz.
Ciri-ciri Orang yang Hasad
Hasad bisa terjadi ketika seseorang lebih mencintai dunia daripada akhirat. Dunia itu sempit serta sangat terbatas sehingga kalau orang berebut maka akan semakin terasa sempit. Sedangkan persaingan dalam urusan akhirat itu tidak akan mendatangkan kedengkian atau kebencian selamanya.
Orang yang hasad itu memiliki ciri-ciri yang dapat diketahui, antara lain suka melakukan ghibah saat orang yang dihasadi tidak sedang berada di hadapannya, atau merasa gembira dengan musibah yang menimpa orang yang dihasadi, tidak suka bila kebaikan orang yang dihasadi disebutsebut di hadapannya.
Ibnu sirin Rahimahullah pernah berkata :
‘Hasad itu menyebabkan timbulnya dendam. Sedangkan dendam itu adalah sumber kejelekan. Barang siapa yang menyimpan kejelekan tersebut di dalam hatinya, maka akan tumbuh kepahitan (rasa pahit dalam hatinya tersebut). Hasilnya adalah timbulnya
sikap marah (yang sangat besar) dan buahnya adalah penyesalan.’ (Roudhotul Uqola’ wa Nuzhatul Fudhola’, hal. 97)
Larangan Hasad
Seorang Muslim dan Muslimah tidak boleh dengki. Karena ia adalah sifat tercela, sifat orang-orang Yahudi dan dapat merusak amal. Alloh Subhanahu Wa Ta’ala melarang manusia mengharapkan segala kelebihan dan keutamaan yang Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berikan kepada orang lain.
Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan janganlah engkau iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Alloh kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Dan mohonlah kepada Alloh sebagian karunia-Nya. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui atas segala sesuatu.” (AnNisa’:32)
Dari Anas ra, berkata bahwa Nabi Shallallahu A’laihi Wasallaam bersabda yang artinya :
“Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki, saling memalingkan muka, dan saling memutuskan ikatan, dan jadilah kalian sebagai hamba-hamba Alloh bersaudara. Tidaklah halal bagi seseorang muslim untuk mengabaikan dan tidak bertegur sapa dengan saudaranya lebih dari tiga hari.”(HR.Al-Bukhori dan Muslim)
Al-Imam Al-Hafidz Abu Hatim Muhammad bin Hibban Al-Busty Rahimahullah pernah berkata:
‘ Seburuk – buruk identitas bagi seseorang itu adalah hasad. Karena dia (dengki itu) akan menyebabkan kerasnya hati, kesedihan, dan dia adalah penyakit yang tidak ada obat penyembuhnya.’ (Roudhotul Uqola’wa Nuzhatul Fudhola’, hal. 99)
Hasad adalah seburuk-buruk identitas bagi seseorang. Orang yang hasad pada hakikatnya dia telah membenci apa yang telah Alloh Subhanahu Wa Ta’ala tetapkan. Karena, benci kepada nikmat yangAlloh berikan kepada orang lain berarti benci terhadap ketentuan Allâh Subhanahu Wa Ta’ala . Orangorang yang hasad telah berhati syaitan. Siang dan malam mencari-cari cara agar orang yang dia telah hasad kepadanya dapat hilang kenikmatannya, atau bisa tersingkirkan dari hati orang lain yang juga suka kepadanya. Dan cara yang mereka tempuh pun bermacam-macam, seperti dengan memberi gelar-gelar buruk, menebar syubhat, mencari-cari kesalahan, membongkar aibnya, merendahkannya di hadapan manusia, dan seterusnya.
Bahayanya Sifat Hasad Pertama, Hasad adalah termasuk akhlaknya orang-orang Yahudi
Mereka itu adalah manusia yang paling menjijikan, yang pernah dilaknat oleh Alloh menjadi keradan babi.
Alloh Subhanahu Wa Ta’ala menyebutkan sifat mereka tersebut, dalam firman-Nya yang artinya, “Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran.” (AlBaqarah: 109)
Kedua, Hasad merupakan sifat-sifatnya orang-orang munafik
Alloh Subhanahu Wa Ta’ala telah mencela mereka, sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya yang artinya, “Mereka (orang-orang munafik) ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolongpenolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Alloh…..” (An-Nisa’: 89)
Ketiga, Hasad dapat mengurangi kesempurnaan iman
Hal ini berdasarkan sabda Nabiَ Nabi Shallallahu A’laihi Wasallaam : “Tidak sempurna iman seseorang dari kalian hingga ia menyukai bagi saudaranya apa yang ia sukai bagi dirinya.” (HR.Al-Bukhori dan Muslim)
Keempat, Hasad Dapat Menghanguskan Kebaikan
Dari Abu Hurairah ra. ia berkata, Rosululloh Shallallahu A’laihi Wasallaam bersabda, “Jagalah dirimu dari hasad, karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan. Sebagaimana api memakan kayu bakar,”(HR.AbuDaud)
Kelima, Dosa yang pertama kali terjadi di langit dan bumi
Para ulama mengatakan:
“Dosa yang pertama kali terjadi di langit adalah hasad (hasadnya iblis kepada Adam). Demikian pula dosa yang pertama kali terjadi di bumi adalah hasad (hasad yang mendorong salah seorang anak Nabi Adam membunuh saudaranya).” (Tafsir AlQurthubi,20/259)
Demikian juga dosa yang pertama kali terjadi di bumi adalah di antara dua anak Adam yang Alloh k sebutkan di dalam Al-Quran yang artinya, “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua dan tidak diterima dari yang lain. Ia berkata,’Aku pasti membunuhmu!’ Berkata saudaranya, ‘Sesungguhnya Allah hanya menerima ( korban ) dari orang – orang yang bertakwa’.” (Al-Maidah: 27)
Hasad yang Diperbolehkan
Imam An-Nawawi t mengatakan di dalam kitabnya Syarh Muslim (464/2), para ulama mengatakan: Hasad dibagi menjadi dua, yaitu hasad haqiqi dan majazi . Hasad haqiqiya itu mengangankan hilangnya nikmat dari yang punya nikmat, dan ini haram berdasarkan kesepakatan para ulama dengan nash-nash yang shohih.
Adapun Hasad majazi (ini disebut juga ghibthoh) yaitu berangan mendapatkan nikmat semisal yang didapatkan orang lain tanpa hilangnya nikmat itu darinya. Jika Jika berkenaan dengan ketaatan maka dianjurkan.
Dari Ibnu ‘Umar ra, Rosululloh bersabda:
“Tidak boleh ada hasad kecuali pada dua perkara: ada seseorang yang dianugerahi harta lalu ia gunakan untuk berinfakpada malam dan siang, juga ada orang yang dianugerahi Al-Qur’an, lantas ia berdiri dengan membacanya malam dan siang.” (HR.Al-Bukhori dan Muslim)