KETELADANAN NABI MUHAMMAD SHALLAWLAHU ‘ALAIHI WASALLAM

Alloh memerintahkan kita untuk mengikuti Muhammad karena beliau sama manusianya seperti kita. Dan tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bisa mengikuti Muhamma karena beliau bagian dari kita juga. Dan itu yang ditegaskan Alloh sejak dulu, bahwa Dia akan mengangkat dari kalangan kita sendiri sebagai Nabi dan panutan,“Telah datang kepada kalian seorang rasul dari kalangan kalian (manusia), dia merasa berat dengan apa yang kalian derita, dan dia menginginkan keringanan bagi kalian, penyantun dan penyayang bagi orang-orang beriman.”(At-taubah:128)

Ayat di atas menunjukkan kepada kita bahwa kita diperintah untuk mengikuti Muhammad yang sama manusia seperti kita. Tentu agar kita bisa mengikutinya karena beliau sama seperti kita, yang makan,tidur serta juga memiliki keinginan syahwat kepada lawan jenis. Nabi Muhammad pun kadang marah jug kadang senang yang sama seperti kita.

Kalau ada seorang pengajar ingin mencontoh Nabi , dia akan mendapatinya; karena Nabi pun mengajari para sahabatnya. Dan beliaun mendapat gelar “Our Master” dari banyak kalangan para pendidik. Kalau ada seorang tentara yang ingin mencontoh Nabi , dia juga pasti akan mendapati itu karena Nabi pun juga meju ke medan perang, dan memimpin pasukan. Dan beliau juga tahubagaimana cara memperlakukan tawanan dengan baik.


Jika ada seorang pedagang ingin mempelajari sifat Nabi  dalam hal niaga sebagai contoh, dia mendapati itu dari Nabi karena Nabi juga seorang pedagang. Bahkan saking pandai dan baiknya beliau n menjadi pedagang, beliau digelari sebagai “al-Amin” (sang terpercaya), dimana banyak pedagang lainnya yang berusaha memanipulasi demike untungan. Jika ada seorang politisi ingin juga mengikuti bagaimana Nabi berdiplomasi dan berpolitik, dia juga pasti mendapati itu dari pribadi Nabi karena beliau  pun memimpin Negara dan system. Bahkan sebelum diangkat menjadi Rasul beliau sudah menjadi juru damai dan lobi yang baik sehingga seluruh suku dan qabilah Jazirah ketika  itu enggan berseteru dalam hal pemindahan Hajar Aswad.
 

Jika ada seorang kepala rumah tangga ingin mengambil contoh dari Nabi bagaimana memimpin keluarga dengan baik, dia pasti akan mendapatinya dari Nabi karena Nabi juga punya anak dan punya istri. Dan beliaulah orang yang terbaik dalam kepemimpinan keluarga.

Pertama, Nabi Muhammad Seorang
Pendidik

Ada sebuah riwayat yang masyhur sekali,ketika Nabi memberi kanna sehat kepada anaknya ‘Amr bin al-Ash; yakni Abdullah. Beliau n mengatakan, “Wahai Abdullah, jangan jadi seperti fulan; dia itubangun di malam hari akan tetapi tidak shalat malam.”(HR.Al-Bukhari) Hadits ini sejatinya mengandung banyak nilai-nilai pengaran dan pendidikan yang sangat tinggi. Yang tentunya menjadi teladan bagi kita yang memang berprofesi sebagai pengajar juga pendidik. Saat itu, Nabi sedang mengajarkan kepada Abdullah bin ‘Amr tentang anjuran bagi muslim untuk melaksanakan shalat malam, dan tercelanya mereka yang meninggalkan shalat malam, padahal mereka sudah bangun di malam itu. Dan ada orang yang memang seperti itu; bangun tengah malam akan tetapi tidak melakukan. Dan Nabi tahu siapa yang berbuat begitu. Tapi, dalam pengajaran, Nabi tidak menyebut siapa nama orang tersebut. Nabi hanya mengatakan kepada Abdullah bahwa perbuatan macam itu tidak baik. Karena memang poin pelajaran ada pada bangun dan tidak shalat. Maka tidak perlu disebut siapa namao                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                rang yang  melakukan seperti itu.  Jika pun disebut nama orang tersebitu namanya merendahkan orang lain.Dan Nabi tidak mau melakukan perendahan kepada siapapun. Padahal  tersebut,pastilah ia tidak akan marah;toh Nabi yang menyebut.Tapi tak jua Nabi  lakukan. Sebagai bentuk pengajaran bahwa bukan berarti jika kita benar kita boleh merendahkan orang lain. Ini adalah pelajaran dan pendidikan yang sangat baik bagi para pendidik.

Kedua, Nabi Muhammad  Seorang
Suami

Pribadinya sebagai suami pun menjadi pribadi yang sangat psesial dan layak dicontoh. Dalam riwayat Imam Ahmad bin Hanbal, sayyidah ‘Aisyah pernah ditanya oleh seseorang tentang bagaimana kegiatan Nabi jika berada di rumah. Seseorang bertanya kepada sayyidah ‘Aisyah:apakah Nabi juga berkerja di rumah? sayyidah ‘Aisyah menjawab: Ya! Nabi n itu (di rumah) menggosok sendalnya sendiri, menjahit bajunya sendiri dan mengerjakan sesuatu diruma                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 sebagaimana kalian bekerja di rumah. (HRAhmad) Hadits ini memberikan gambaran yang utuh kepada kita bahwa Nabi bukanlah suami yang acuh dengan apa yang ada di rumah. Beliau walaupun sebagai kepala rumah tangga, akan tetapi posisinya tidak beliau gunakan untuk berleha-leha dan memebratkan istrinya. Prinsipnya apa yang bisa beliau kerjakan, beliau  kerjakan tanpa harusme nyuruh orang lain.

Ketiga, Nabi Seorang Juru Damai

Ketika beliau berumur sekitar 35 tahun,terjadire konstruksi Ka’bah oleh para pemuka suku di Makkah. Dan karena memang Ka’bah adalah bangunan terhormat yang memilki keagungan bagi setiap suku di Hijaz, mereka memutuskan untuk membagi peran dalam pembangunan Ka’bah agar semua mendapat kehormatan  itu.

Akhirnya setiap suku mendapat jatah masing-masing batu untuk dibangun menjadi Ka’bah, dengan tetap memakai arsitek sebagai komandan pembangunan; yakni arsitek dari Romawi yang bernama Yaquum.

Akhirnya sampailah pembangun kepada posisi Hajar Aswad, yang mereka semua berselisih,siapayang berhak dan dari suku mana yang pantas dan layak mendapatkan kehormatan untuk meletakkan Hajar Aswad ditempatnya. Dan peselisihan itu terjadi 4 sampai 5 malam. Bahkan perselisihan itu sampai sampai membuat mereka ingin berperang satu sama lain di tanah Haram. Sampai akhirnya Abu Umayyah bin al-Mughirah al-Makhzumi memberikan penawaran atas solusi; yakni solusinya diberikan kepada orang yang pertama kali masuk masjid al-haram esok hari. Dan mereka semua setuju.

Dan Alloh  berkehendak, yang membuat Muhammad masuk pertama kali ke masjid al-haram keesokan harinya. Dan mereka (suku-suku) itu sudah bersepakat bahwa yang akan mengatur peletakan ahajar aswad adalah orang yang pertama kali masuk masjid alharam; dan itu Muhammad . Melihat itu terjadi, mereka semua sepakat untuk diatur oleh Muhammad nkarena sebab mereka pun tahu bahwa Muhammad adalah orang jujur yang tidak pernah menipu. Lalu diberi tahukanlah beliau  dengan apa yang sedang menjadi perdebatan para suku-suku Jazirah. Setelah beliau paham , beliau mulai berfikir untuk mendamaikan para suku suku yang ada.

Dan beliau memulai jalan damainya dengan menggelar sorban dan meletakkan batu Hajar Aswad di atasnya. Kemudian beliau n meminta pimpinan semua suku untuk memegang setiap  ujung sorban tersebut dan mengangkatnya bersamaan sampai pada tempat Hajar Aswad yang semestinya. Lalu Beliau turunkan batu itu dari sorban ke tempat semestinya.


 Dan semua kepala suku itu pun senang; sebab mereka semua mendapatkan kehormatan yang sama dan adil dalam memindahkan Hajar Aswad yangs sejak beberapa haru sebelumnya mereka perdebatkan. Ini yang beliau lakukan, bahkan sebelum beliau diangkat menjadi Rasul; pandai mendamaikan orang yang berselisih. Pintar menenangkan keadaan dan tidak membuat masalah jauh lebih rumit, tapi membuatnya sederhana serta mengakomodasi keinginan semua.
Salah satu sifat penting yang mesti dimiliki oleh seorang pemimpin yang menanungi banyak pengikut adalah pengayoman. Dan dan bentuk pengayoman itu bisa berupa paresiasi atas kerja bawahan dan tidak mudah menegur, tapi justru memberikan instruksi serta mengajak belajar bersamal bukan mendikte dan memaksakan kehendak.

 Dari sayyidinaAnas bin Malikz, beliau berkata: aku membantu Nabin sepuluh tahun dan tak sekalipun aku mendengar Nabi mengatakan “ah” kepadaku, dan tidak pernah juga beliau mempertanyakan, “kenapa kau melakukan itu?” untuk sesuatu yang telak aku kerjakan. Dan tidak pernah juga beliau mempermasalahkan ku “kenapa kau tidak mengerjakannya?” untuk sesuatu yang aku tidak kerjakan. (HR.al-Timidzi) Sungguh nikmatnya bekerja tanpa tekanan. Dan itu yang dilakukan oleh Nabi , memberikan keprcayaan kepada rekan kerja; sehingga beliau tidak perlu mempertanyakan “ k e n a p a ” u n t u k  s e t i a p  ya n g dikerjakan atau ditinggalkan oleh rekan kereja; karena beliaunpercaya bahwa rekan kerja itu mampu.

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kategori
Share