KETENANGAN HATI

Sakinah (ketenangan) adalah kedamaian dan ketetapan hati, tempatnya ada dalam hati, dan akan tampak pengaruhnya terhadap anggota tubuh. Pokok dari ketenangan adalah damai dan tenteram, sedangkan ketenangan sendiri merupakan sesuatu yang diberikan
Alloh  pada hati hamba-Nya ketika gelisah karena sangat takut. Kemudian hamba tersebut tidak merasa terganggu lagi terhadap sesuatu yang Alloh  kehendaki setelah diberi ketenangan, dan wajib baginya merasa sangat yakin dan memantapkan hati.

Jika ketenangan sudah mendiami hati maka hati akan damai, anggota tubuh menjadi tenang dan khusyu’, meraih ketenteraman, lisan senantiasa berkata jujur dan bermanfaat, serta menghalangi lisan untuk berkata buruk dan keji,omong kosong dan memaksa, serta setiap sesuatu yang batil.

Ketenangan Para Nabi

Ketenangan para nabi merupakan tingkatan khusus dan menjadi tingkatan tertinggi. Seperti ketenangan yang diperoleh Nabi Ibrahim  yang menjadi kekasih Alloh , saat beliau digiring menuju api yang dinyalakan oleh orang kafir. Alloh memberikan ketenangan yang diletakkan didalam hatinya.

Begitu juga ketenangan yang ada pada Nabi Musa , saat beliau dikepung oleh Fira’un dan tentaranya dari belakang, sedangkan di hadapannya adalah lautan. Saat itu Bani Israel mengadu kepadanya, “Wahai Musa, ke mana kita akan pergi? Lautan ada di hadapan kita sedang Fira’un sudah di belakang kita!”

Kemudian ketenangan yang juga beliau peroleh saat perbincangan Alloh dengannya, seruan dan panggilan yang benar-benar beliau dengar dengan telinganya. Begitu juga ketenangan yang beliau peroleh saat melihat tongkat menjadi ular yang sangat besar.

Sedangkan ketenangan yang diperoleh oleh Nabi kita Muhammad  adalah pada saat beliau dan sahabatnya, Abu Bakar berada di dalam Gua Hira dan diawasi oleh musuh. Jika salah seorang dari musuh melihat kebawah kakinya maka mereka berdua akan ketahuan.

Yang terakhir adalah ketenangan yang ada pada beliau saat berada dalam posisi yang genting, dimana orang-orang kafir mengepung beliau, seperti pada Perang

Badar, Perang Hunain, Perang Khandaq, dan perang perang lainnya. Ketenangan

yang seperti itu di luar nalar manusia, dan itu merupakan sebagian dari mukjizat

yang beliau miliki bagi orang-orang yang memiliki pandangan luas.

Sesungguhnya kedustaan, apalagi kepada Alloh,akan menimbulkan kekhawatiran,

ketakutan, dan besarnya gejolak yang menimpa penduduk pada suatu negara.

Ketenangan Pengikut Rasul

Ketenangan ini berupa ketenangan iman,

yaitu ketenangan yang menenangkan hati

dari keraguan dan kebimbangan. Oleh karenanya, Alloh  menurunkan ketenangan pada orang-orang Mukmin di antara masyarakat yang berkecamuk, di saat mereka sangat membutuhkan ketenangan. Hal ini tertera dalam firman Alloh yang artinya, “Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Alloh-lah bala tentara langit dan bumi, dan Alloh Maha Mengetahui lagi Mahabijak sana”. (Al-Fath:4) Alloh  juga menyebutkan nikmat-Nya yang diberikan kepada para sahabat Nabi berupa pasukan di luar mereka dan pasukan yang bersama mereka. Saat itu tidak ada yang bersabar menghadapi keadaan yang terjadi seperti Umar bin AlKhaththab pada hari Hudaibiyah.Alloh berfirman dengan menyebutkan nikmat-Nya kepada mereka dengan menurunkan ketenangan yang merupakan hal yang sangat mereka butuhkan, “Sungguh, Alloh telah meridhai orangorang Mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu (Muhammad) di bawah pohon. Dia mengetahui apa yang ada dalam hati mereka, lalu Dia memberikan ketenangan atas mereka dan memberi balasan dengan kemenangan yang dekat”. (Al-Fath:18)

Karena Alloh Maha Mengetahui apa yang ada dalam hati mereka berupa kekhawatiran dan kegusaran saat dihadang oleh kafir Quraisy untuk masuk ke Baitullah. Mereka menahan hewan kurban orang Mukmin dari tempatnya, dan memberikan syarat kepada orang Mukmin dengan syarat yang tidak adil serta merugikan, sehingga hati orang Mukmin menjadi gusar dan tidak sabar.

Kemudian Alloh memantapkan hati mereka dengan ketenangan, sebagai bentuk kasih sayang dan kebaikan dari Allohl. Alloh berfirman yang artinya, “Ketika orang-orang yang kafir menanamkan kesombongan dalam hati mereka(yaitu) kesombongan jahiliyah, maka Alloh menurunkan ketenangan kepada RasulNya,dankepadaorang-orangmukmin,dan (Alloh) mewajibkan kepada mereka tetap taat menjalankan kalimat takwa dan mereka lebih berhak dengan itu dan patut memilikinya. Dan Alloh Maha Mengetahui segalasesuatu”. (Al Fath:26)

Kebutuhan Seorang Mukmin
terhadap Ketenangan

Setiap Mukmin membutuhkan ketenangan dalam hal-halberikutini: Pertama; Ketika terdapat bisikan-bisikan yang mengusik keimanan. Maka, ketenangan akan menetapkan hatinya sehingga tidak berpaling. Kedua; Ketika muncul rasa kekhawatirandan kegundahan, serta menjadikan keinginan keinginan yang dapat mengurangi keimanannya. Ketiga; Ketika terdapat faktor-faktor yang dikhawatirkan menghilangkan ketenangan, sehingga ketenangan menetapkan hatinya dan menjadi tenang kegelisahannya.Keempat; Ketika mendapati hal-hal yang menyakitkan, baik secara zhahir maupun batin. Karena pada saat itu ketenangan sangat dibutuhkan, bermanfaat, berguna, dan sangat baik dalam memberikan dampak.

Kiat-kiat Mendapatkan Ketenangan

Berikutbeberapacarauntukmemperoleh ketenangan hati yang bisa kita lakukan:Pertama; Memperbanyak Dzikir Hati yang sedih dan bimbang hanya bisa diobati dengan berdzikir kepada Alloh . Jangan sampai hati menjadi kosong, sebab ketika hati kosong, maka setan akan merasuk kedalamnya, membisikkan hal-hal buruk dan membuat diri semakin bersedih. Alloh  berfirman yang artinya, “Orangorang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Alloh. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allohlah hati menjadi tenteram”. (Ar-Ra’du:28)

Begitu juga, dengan memperbanyak amalan dzikir secara terus-menerusdiwaktu pagi dan petang, maka hati akan menjadi sejuk, damai, dan kita akan memperoleh ketentraman. Alloh  berfirman yang artinya, “Dan bertasbihlah dengan memuji Rabbmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang”. (Thaha:130)

Selainitu,membaca Al-Qur’an sebagai wirid harian disertai dengan tadabbur, juga bisa dijadikan sebagai penenang hati sekaligus obat untuk hati yang sakit. Alloh berfirman yang artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Alloh gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”. (Al-Anfal:2)

Kedua;Memperbanyak Rasa Syukur Orang Mukmin adalah mereka yang mampu mensyukuri apa yang telah Alloh karuniakan kepadanya dan tidak mudah iri dengan kehidupan orang lain. Dengan begitu, Alloh akan menambahkan Kenikmatan berupa nikmat harta,kesehatan dan nikmat ketenangan jiwa. Maka dari itu, perbanyaklah bersyukur karena syukur bisa membuat hati terasa lapang dan terhindar dari penyakit iri dandengki.

Orang yang mampu bersabar dan menerimanya dengan ikhlas, maka Alloh  akan memberikan ketentraman di hatinya. Rasa sabar itu akan menjadi ladang pahala dan kebahagiaan bagi mereka. Sebagaimana firman Alloh yang artinya, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orangorang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapatpetunjuk”. (Al-Baqoroh:155-157) Rosululloh bersabda yang artinya:

“Sungguh menakjubkan urusan seorang Mukmin. Sesungguhnya seluruh urusannya itu baik, dan hal itu tidak dimiliki kecuali oleh seorang mukmin. Apabila dia mendapatkan nikmat dia bersyukur dan itu baik baginya. Dan apabila dia mendapatkan musibah dia sabar dan itu baik baginya”. (HR.Muslim)

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kategori
Share