MENELUSURI KEMULIAAN SAHABAT NABI ﷺ

Oleh : Ahmad Haerudin, S.Pd.I

Dikutip dari Buku Ruh Juang Masyarakat Islami

Sahabat ialah orang yang berjumpa dengan Nabi ﷺdalam keadaan beriman dan wafat dalam keadaan Islam. Masuk dalam definisi ini ialah orang yang bertemu dengan Nabi ﷺ baik lama atau sebentar, baik meriwayatkan hadits dari beliau atau tidak, baik ikut berperang bersama beliau atau tidak. Demikian juga orang yang pernah melihat beliau sekalipun tidak duduk dalam majelis beliau, atau orang yang tidak pernah melihat beliau karena buta. Masuk dalam definisi ini orang yang beriman lalu murtad kemudian kembali lagi ke dalam Islam dan wafat dalam keadaan Islam seperti Asy’ats bin Qais.

Kemudian yang tidak termasuk dari definisi sahabat ialah:

  1. Orang yang bertemu beliau dalam keadaan kafir meskipun dia masuk Islam sesudah itu (yakni sesudah wafat beliau).
  2. Orang yang beriman kepada Nabi Isa dari ahli kitab sebelum diutus Nabi ﷺ dan setelah diutusnya Nabiﷺdia tidak beriman kepada beliau.
  3. Orang yang beriman kepada beliau kemudian murtad dan wafat dalam keadaan murtad. (Al-Ishabah fil Tamyizis-Shahabah I hal. 7-8).

Keluar pula dari definisi sahabat ialah orang-orang munafik, meskipun mereka bergaul dengan Rosululloh ﷺ. Alloh dan Rosul-Nya mencela orang-orang munafik. Dan nifaq lawan dari iman. Alloh pun memasukkan orang munafik ke dalam golongan orang-orang yang sesat, kafir, dan ahli neraka (Lihat: QS. an-Nisaa: 137, 138, 141, 142, 143, 145. Juga QS. ali Imran: 8 – 20).

Manhaj yang diterapkan oleh Rosululloh ﷺ dan para sahabat dalam bergaul dengan orang-orang munafik jelas menunjukkan bahwa sahabat bukanlah munafiqin dan munafiqin bukanlah sahabat. Jadi tidak bisa dikatakan bahwa di antara sahabat ada yang munafik !!! Ayat-ayat Al-Qur’an dengan jelas membedakan mereka:

  • Alloh  memerintahkan Rosulullohﷺmemerangi orang-orang kafir dan munafik.

Alloh ﷺ berfirman:

“Hai nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah jahannam. Dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya.” (QS. at-Taubah [9]: 73

“Hai nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. tempat mereka adalah Jahannam dan itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.: (QS. at-Tahriim [66]: 9)

Sedangkan kepada orang-orang yang beriman, Alloh memerintahkan beliau untuk menyayangi mereka.

Alloh  berfirman:

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.” (QS. Asy-Syu’araa’ [26]: 215)

“Muhammad itu adalah utusan Alloh dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kalian lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Alloh dan keridhoan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Alloh hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Alloh menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. al-Fath [48]: 29).

  • Orang-orang munafik tidak mendapat ampunan dari Alloh.

Alloh berfirman:

“Kalian memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kalian mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendatipun kalian memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Alloh sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka. Yang demikian itu adalah karena mereka kafir kepada Alloh dan Rosul-Nya. Dan Alloh tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.” (QS. at-Taubah [9]: 80)

“Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan ampunan bagi mereka. Sesungguhnya Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS. al-Munafiquun [63]: 6)

Sedangkan orang-orang yang beriman mendapatkan ampunan dari Alloh.

Alloh  berfirman:

“Maka Ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Alloh dan mohonlah ampunan bagi dosa kalian dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Alloh mengetahui tempat kalian ber-usaha dan tempat kalian tinggal. (QS. Muhammad [47]: 19)

  • Rosulullohﷺ, para sahabat dan orang-orang yang beriman dilarang mensholatkan mayat munafiqin.

Alloh berfirman:

“Dan janganlah kalian sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kalian berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Alloh dan Rosul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik.” (QS. at-Taubah [9]: 84).

Sedangkan mayat orang yang beriman wajib disholatkan sebagai-mana disebutkan dalam hadits-hadits yang shohih.

Untuk mengetahui tentang apakah ia sahabat Nabi atau bukan dapat dilihat dari berbagai sumber:

  • Kabar Mutawatir seperti Khulafaur Rasyidin dan 10 orang yang diberi kabar gembira dengan surga.
  • Kabar yang masyhur yang hampir mencapai derajat mutawatir seperti Dhamam bin Tsa’labah  dan ‘Ukkasyah bin Mihson.
  • Dikabarkan oleh seorang sahabat lain atau oleh Tabi’in terpercaya bahwa si fulan itu seorang sahabat, seperti Hamamah bin Abi Hamamah Ad-Dausiy. Abu Musa Al-Asy’ari  menyak-sikan bahwa ia (Hamamah) mendengar hadits dari Nabi.
  • Seseorang memberitakan tentang dirinya bahwa ia adalah seorang sahabat Rosululloh dan dimungkinkan bertemu dengan Rosululloh, dan menurut pemeriksaan ahli hadits bahwa ia memang seorang yang adil dan wafatnya tidak melebihi tahun 110H. (Lihat Tadribur-Rawi 2: 213, Fathul-Mughits 3: 140 Ushulul-Hadits 405-406).

Sahabat yang Pertama Kali Masuk Islam.

•   Ada lima pendapat mengenai sahabat yang pertama kali masuk Islam:

1.  Abu Bakr As-Shiddiq

2.  ‘Ali bin Abi Thalib

3.  Zaid bin Haritsah

4. Bilal bin Rabah. Sebagaimana Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim tentang kisah keislaman ‘Amr bin ‘Abasyah:

قُلْتُ لَهُ فَمَنْ مَعَكَ عَلَى هَذَا قَالَ « حُرٌّ وَعَبْدٌ ». قَالَ وَمَعَهُ يَوْمَئِذٍ أَبُو بَكْرٍ وَبِلاَلٌ مِمَّنْ آمَنَ بِهِ

“Saya katakan kepadanya (Rosululloh): “Siapakah orang yang menyertaimu dalam agama ini? Maka Beliau  menjawab: “Seorang lelaki merdeka dan budak”, dan ‘Amr bin ‘Abasyah berkata: “Dan yang menyertainya pada waktu itu adalah Abu Bakar dan Bilal yang keduanya termasuk orang yang beriman kepadanya.” (HR. Muslim).

  • Khadijah. Ibnu Hajar mengatakan bahwa Khadijah adalah orang pertama yang membenarkan Kerosulan Nabi  secara mutlak.

Sepuluh Sahabat yang Dijamin Masuk Surga.

1.   Abu Bakr As-Shiddiq.

2.   ‘Umar ibnu Al-Khaththab.

3.   ‘Utsman bin Affan.

4.   ‘Ali bin Abi Thalib.

5.   Abu Ubaidah Amir bin Abdullah bin Al-Jarrah.

6.   ‘Abdurrahman bin ‘Auf Al-Qurasyi Az-Zuhri.

7.   Thalhah bin Ubaidillah bin Utsman Al-Qurasyi At-Taimi.

8.   Az-Zubair bin Al-Awwam bin Khuwailid Al-Qurasyi Al-Asadi.

9.   Sa’id bin Zaid bin ‘Amru bin Nufail Al-Qurasyi Al-‘Adawi.

10. Sa’ad bin Malik bin Abi Waqqash Al-Qurasyi Az-Zuhri.

Sahabat yang Paling Banyak Meriwayatkan Hadits.

1.   Abu Hurairah.

2.   ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al-Khatthab.

3.   Anas bin Malik.

4.   ‘Aisyah Ummul Mukminin.

5.   ‘Abdullah bin Abbas.

6.   Jabir bin Abdillah Al-Anshari.

7.   Abu Sa’id Al-Khudri (Sa’ad bin Malik bin Sinan Al-Anshari).

Sahabat yang Paling Akhir Meninggal Dunia.

•   Abu Thufail ‘Amir bin Watsilah Al-Laitsi. Beliau meninggal pada tahun 110 Hijriyah di kota Makkah.

عَنْ أَبِىالطُّفَيْلِ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ  وَمَا عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ رَجُلٌ رَآهُ غَيْرِى. 

Abu Thufail berkata: “Saya melihat Rosululloh, dan tidak ada seorangpun yang melihat Nabi  (pada masa itu) selain aku.”

DALIL-DALIL TENTANG KEADILAN SAHABAT

DARI AL-QUR’AN DAN SUNNAH

1. Alloh  berfirman:

“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, serta beriman kepada Alloh. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Ali `Imran [3]:110).

“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kalian umat yang adil dan pilihan agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rosul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kalian…” (QS. al-Baqoroh [2]:143).

Ketika turunnya ayat ini tidak ada yang menjadi khitab (sasaran) ayat tersebut selain para sahabat Nabi. Meskipun ayat di atas berlaku umum untuk semua orang yang beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya, akan tetapi para sahabat adalah yang paling pertama dan paling utama tercakup oleh ayat tersebut.

2. Rosululloh menjelaskan bahwa para sahabat dan umat Islam yang mengikuti jejak mereka adalah orang-orang yang adil.

Sebagaimana sabda Beliau:

“Nuh akan dipanggil pada hari kiamat. Lalu ia jawab: “Aku penuhi panggilan-Mu dan Maha Bahagia nama-Mu wahai Robb-ku.” Alloh  bertanya: “Apakah sudah engkau sampaikan (dakwah/risalah)?” Ia berkata: “Ya sudah.” Lalu umatnya ditanya: “Apakah ia sudah menyampaikan (risalah) kepada kalian?.” Mereka berkata: “Tidak pernah ada da`i (penyeru yang memberi peringatan) yang datang kepada kami?! Alloh  bertanya lagi kepada Nuh: “Siapakah yang akan menjadi saksi bagimu (bahwa kamu sudah menyampaikan risalah)?” Ia (Nuh) jawab: “Muhammad dan umatnya.” Kemudian mereka menjadi saksi bahwa ia telah menyampaikan risalah, dan Rosululloh menjadi saksi atas kalian. Demikianlah Alloh  berfirman: “Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kalian (sahabat Rosululloh) umat yang adil dan pilihan agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rosul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kalian…” (QS. 2:143)

Wasath dalam ayat ini bermakna adil. (Hadits Shohih Riwayat Bukhori/Fathul Bari 8 : 171-172 No. 4487).

3. Alloh meridhoi mereka (para sahabat dari kalangan Muhajirin serta Ansor) dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik.

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Alloh ridho kepada mereka dan Alloh menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar. (QS. at-Taubah [9]:100).

“Sesungguhnya Alloh telah ridho terhadap orang-orang mu’min ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Alloh mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).” (QS. al-Fath [48]:18)

“Muhammad itu adalah utusan Alloh dan orang-orang yang bersama dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka: kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Alloh dan keridoan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud, demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat. Sedangkan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Alloh hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu’min). Alloh menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang soleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. al-Fath [48]:29)

4. Sifat-sifat para sahabat yang disebutkan dalam Al-Qur’an adalah:

  • Mereka adalah orang-orang yang benar-benar beriman.

(QS. al-Anfaal [8]: 74).

  • Mereka adalah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.

(QS. al-Hujuraat [49]: 7).

  • Mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.

(QS. at-Taubah [9]: 20).

  • Mereka adalah orang-orang yang benar. (QS. at-Taubah [9]: 119).
  • Mereka adalah orang-orang yang bertaqwa. (QS. al-Fath [48]: 26).
  • Mereka adalah orang-orang yang menjengkelkan orang-orang kafir dan mereka benci kepada kekafiran. (QS. al-Fath [48]: 29).
  • Dan sifat-sifat lainnya yang telah disebutkan dalam al-Qur’an.

5. Rosululloh bersabda:

“Sebaik-baik manusia adalah mereka yang hidup pada zamanku ini, kemudian yang sesudah itu, kemudian yang sesudah itu, kemudian nanti akan ada satu kaum dimana persaksian seorang dari mereka mendahului sumpahnya, dan sumpahnya itu mendahului persaksiannya.” (Hadits Shahih Riwayat Bukhori 4:189, Muslim 7:184-185, Ahmad 1:378,417,434,442 dan lain-lain).

6. Rosululloh bersabda:

“Hendaklah orang yang hadir di antara kalian menyampaikan kepada yang tidak hadir.” Kata Ibnu Hibban: “Hadits ini sebesar-besar dalil yang menunjukkan bahwa semua sahabat adil dan tidak satupun di antara mereka yang tercela dan lemah.” (Al-Jarh wat Ta’dil oleh Abi Lubabah; Ibnu Hibban 1:123).

Cobalah renungkan atsar berikut:

Ibnu Abbas berkata: “Janganlah kalian mencaci maki atau menghina para sahabat Rosululloh. Sesungguhnya kedudukan salah seorang dari mereka bersama Rosululloh sesaat saja lebih baik dari amal seorang dari kalian selama 40 (empat puluh) tahun.” (Hadits Riwayat Ibnu Batthah dengan sanad yang shahih). (Lihat Syarah Aqidah Thahawiyah hal. 469)

Rosululloh bersabda: “Tidak akan masuk neraka seorang pun dari orang-orang yang berba’iat di bawah pohon (di Hudaibiyyah).” (Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Muslim).

Rosululloh bersabda: “Tidak akan masuk neraka seseorang yang ikut serta dalam perang Badar dan Perjanjian Hudaibiyyah.” (Hadits Shahih Riwayat Ahmad III: 396 dari Jabir).

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kategori
Share