Kesempatan bertemu Romadhon merupakan karunia Alloh Subhanahu Wa Ta’ala yang sangat berharga. Ia adalah bulan bertabur keutamaan dan kemuliaan. Ia juga merupakan terminal chek point dan menambah iman, takwa, dan bekal amal untuk akhirat. Oleh karena itu kedatanganya perlu disambut dengan persiapan yang serius.
Tulisan ini akan menguraikan tujuh hal penting yang perlu dipehatikan sebagai persiapan menyambut bulan Romadhon. Tujuh tersebut adalah; (1) Do’’a , (2) Bergembira Dengan Kedatangan Romadhon (3) Taubat, (4) Ilmu dan Pemahaman Tentang Fiqh Romadhon.
Uraian dari empat poin tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.
- DO’A
Do’a merupakan ibadah yang dengannya para hamba mengkomunikasikan hajat dan harapan mereka kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Dalam kaitannya dengan menyongsong dan menyambut bulan Romadhon,do’ayang dimaksud adalah memohon kepada Alloh dikaruniai umur panjang hingga berjumpa dengan bulan Romadhon.
Kita tidak dapat menjamin apakah kita akan sampai ke bulan Romadhon atau tidak. Kalaupun kita masih sampai ke bulan Romadhon, tidak ada jaminan bahwa kita dapat meraih keutamaan Romadhon. Oleh karena itu di sisa hari menjelang Romadhon ini harapan untuk diperjumpakan dengan Romadhon harus selalu menyertai do’a do’a kita. Termasuk yang harus kita mohon adalah kekuatan, kemudahan, dan taufiq dari-Nya untuk mengisi Romadhon dengan berbagai ibadah, amal shaleh, dan ketaatan kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Sebab tidak sedikit orang yang menanti dan merindukan Romadhon. Tapi ketika Romadhon datang, ia tidak memperoleh manfaat sama sekali dari Romadhon. Ia tidak dapat memanfaatkan Romadhon dengan beribadah secara maksimal.
- BERGEMBIRA DENGAN KEDATANGAN ROMADHON
Diantara alamat (tanda-tanda) keimanan adalah bersukacita dan bergembira dengan datangnya musim ketaatan. Sebab Romadhon bagai tamu agung yang akan datang dengan berbagai kebaikan dan keutamaan. Ia datang membawa rahmat, maghfiroh, pembebasan dari neraka, satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, dan beragam keutamaan lainnya. Karena itu para pecinta dan perindu kebaikan pasti senang dan bersuka cita dengan kedatangannya.
Oleh karena itu, Rosululloh ﷺ selalu menyampaikan kabar gembira kepada para sahabat bila Romadhon datang. Beliau menggembirakan mereka agar termotivasi memanfaatkan momen Romadhon dan berusaha meraup keuatamaannya. Biasanya kabar gembira yang dikabarkan oleh Rosululloh ﷺ berupa penjelasan keistimewaan dan keutamaan bulan Romadhon.
Rosululloh menyampaikan kabar gembira kepada sahabat dengan masuknya bulan Romadhon. Dari Abu Huroiroh Radhiallahu’anhu bahwa Rosululloh ﷺ bersabda yang artinya:
“Ketika Romadhon datang maka dibukalah pintu-pintu surga, dan ditutuplah pintu pintu neraka, dan dirantailah syetan syetan.” (HR.Al-Bukhori dan Muslim)
Sebagai hamba yang sadar dengan berbagai kelemahan, kekurangan, dan kelalian dalam ibadah selama ini, kita patut bersuka cita dengan kedatangan Romadhon. Karena ia merupakan momen meningkatkan kwalitas diri dan iman. Kesempatan meraup pahala dan ampunan sebanyak-banyaknya. Semoga dengan perasaan gembira dan sukacita atas kedatangan Romadhon, akan lahir semangat, tekad dan azam serta kesungguhan mengisi Romadhon dengan berbagai ibadah. Semoga muncul motivasi meraih kemuliaan Romadhon sebagai dijelaskan Nabi ﷺ dalam berbagai haditsnya, seperti pada hadits di atas.
- TAUBAT
Taubat dari dosa dan maksiat perlu dilakukan dalam meyambut dan menyongsong Romadhon karena pada bulan Romadhon nanti, kita akan melakukan berbagai ibadah dan ketaatan kepada Alloh. Sementara, dosa dan maksiat dapat menghalangi seseorang dari ketaatan. Sebab, dosa dan maksiat dapat mengotori dan menutupi hati. Pemilik hati yang tertutupi oleh karat dosa dan maksiat biasanya berat melakukan ibadah dan amal shaleh.
Taubat menunjukkan tanda totalitas seorang dalam menghadapi Romadhon. Dia ingin memasuki Romadhon tanpa adanya sekat-sekat penghalang yang akan memperkeruh perjalanan selama mengarungi Romadhon.
Alloh Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan para hamba-Nya untuk bertaubat, karena taubat wajib dilakukan setiap saat. Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Bertaubatlah kamu sekalian kepada Alloh, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (An-Nur: 31) Taubat yang dibutuhkan bukanlah seperti taubat yang sering kita kerjakan. Kita bertaubat, lidah kita mengucapkan, “Saya memohon ampun kepada Alloh”, akan tetapi hati kita lalai, akan tetapi setelah ucapan tersebut, dosa itu kembali terulang. Namun, yang dibutuhkan adalah totalitas dan kejujuran taubat.
Jangan pula taubat tersebut hanya dilakukan di bulan Romadhon sementara di luar Romadhon kemaksiatan kembali digalakkan. Ingat! Romadhon merupakan momentum ketaatan sekaligus madrasah untuk membiasakan diri beramal shalih sehingga jiwa terdidik untuk melaksanakan ketaatan-ketaatan disebelas bulan lainnya. Dahulu, para salaf sangat peka dalam soal ini. Diantara mereka ada yang mengatakan, “Saya terhalangi melakukan sholat malam karena satu dosa yang kulakukan.”
Imam Hasan al-Bashri Rahimahullah pernah ditanya oleh seorang pemuda yang merasa berat bangun malam, padahal ia sudah berusaha. Jangan kau durhakai (Alloh) pada siang hari, Dia akan membangunkanmu pada malam hari”, saran Hasan al-Bashri. Berkenaan dengan kecintaan terhadap alQur’an, Utsman bin Affan Radhiallahu’anhu mengatakan,Andai hati kita bersih, maka ia takkan pernah kenyang meni’mati perkataan Robb kita (Al-Qur’an).”
Oleh karena itu mari berusaha bersihkan hati dari noda dosa dan maksiat dengan memperbanyak taubat dan istighfar. Mari teladani Rosululloh ﷺ yang bertaubat dan beristighfar lebih 70 kali dalam sehari. Taubat yang sebenar-benarnya taubat (nasuha), yakni dengan meninggalkan dan menyesali dosa pada masa lalu serta ber azam untuk tidak lagi mengulangi dosa tersebut. Karena itu mari perbaharui selalu taubat dan istighfar kita. Semoga Allah karuniakan taufiq dan kemudahan melakukan ibadah di bulan Romadhon.
- ILMU TENTANG FIKIH ROMADHON
Islam sangat mementingkan ilmu sebelum berkata dan beramal. Banyak ayat al-Qur’an dan hadits Rosululloh ﷺ. Diantaranya surah Muhammad ayat 19 yang artinya, “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan) yang patut diibadahi kecuali Alloh Subhanahu Wa Ta’ala…” (Muhammad:19)
Ayat tersebut memerintahkan untuk berilmu terlebih dahulu sebelum beramal. Oleh karena itu Imam AlBukhori dalam kitab shohihnya menulis satu bab khusus tentang pentingnya ilmu sebelum beramal. Beliau beri judul Bab al-‘Ilmu Qabla al-Qauli wa al-‘Amal (Bab Tentang Pentingnya Ilmu Sebelum Berkata dan Berbuat).
Sebelum mencantumkan hadits-hadits Rosululloh ﷺ yang berkaitan dengan judul Bab, beliau menempatkan terlebih dahulu surah Muhammad ayat 19 diatas.
Ilmu dipentingkan sebelum beramal, karena syarat diterimannya amal setelah ikhlas adalah mutaba’ah. Yakni amal tersebut harus benar dan bersesuaian dengan syari’at dan sunnah. Oleh karena itu guna menyambut Romadhon dengan ilmu, perlu kiranya menyegarkan kembali pelajaran tentang fiqh ibadah pada bulan Romadhon. Semisal fiqh puasa, shalat tarwih, zakat, sedekah, dan iabadah-ibadahlainnya.